Sebagian masyarakat Indonesia belum
sepenuhnya menyadari pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. Padahal,
pendidikan anak usia dini (PAUD) saat ini diakui menjadi tahapan penting dalam pendidikan
anak, seperti tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional.
PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani
anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Usia 0 sampai 6 tahun merupakan masa emas bagi pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak. Selain gizi yang cukup, beragam stimulus atau
rangsangan untuk perkembangan fisik, yakni koordinasi syaraf motorik halus dan
kasar, kecerdasan yang meliputi daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi serta
kecerdasan spritual.
Oleh sebab itu, pendidikan yang diberikan pada anak usia dini, bukan
saja sangat penting bagi perkembangan kemampuan dasar anak untuk menempuh
jenjang pendidikan selanjutnya, tetapi juga turut memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam mempercepat keberhasilan peningkatan SDM.
Selain itu, usia dini, khususnya pada usia 0-5 tahun atau di bawah
lima tahun (Balita), juga merupakan kurun waktu yang sangat menentukan bagi
pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak.
Usia 0-5 tahun ini juga merupakan usia penting bagi pengembangan
intelegensi permanen diri seorang anak. Oleh sebab itu, di negara-negara maju,
pembangunan pendidikan untuk anak usia dini ini mendapat perhatian yang sangat
serius serta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
Itu sebabnya, setiap orang tua dapat menjadikan anaknya seorang anak
yang cerdas dan kreatif. Semua orang tua dapat melakukannya, jika para orag tua
mau mengutamakan kebutuhan dan kepentingan sang anak. Berkenaan dengan upaya
untuk membentuk kecerdasan seorang anak, selain terpenuhinya kebutuhan
fisik-biologis, terutama kebutuhan gizi yang baik sejak dalam kandungan serta
kasih sayang yang dapat memberikan rasa aman, terlindungi, dihargai dan
diperhatikan, maka hal lain yang harus dilakukan adalah dengan memberikan stimulasi
sedini mungkin sejak dalam kandungan serta pada masa keemasan tumbuh kembang
sang anak.
Adapun yang dimaksud dengan stimulasi dini adalah rangsangan yang
dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan setiap hari untuk merangsang
semua sistem panca indera. Dan, sebagai bentuk pendidikan, stimulasi dimaksud
sebaiknya diberikan sejak janin berusia 6 bulan dalam kandungan.
Kemudian, guna membentuk anak yang kreatif, orang tua harus dapat
memberi contoh tanpa memaksa, akan tetapi memberi keberanian atau tantangan
untuk anak berkreasi, memberikan penghargaan dan pujian atas keberhasilan dan
perilaku yang baik. Memberikan koreksi dan bukan dalam bentuk ancaman atau
hukuman bila anak melakukan kesalahan.
Terkait dengan pentingnya PAUD ini, baik itu yang dilakukan secara
formal, non formal atau informal, pemerintah dan masyarakat perlu mengkaji,
menelaah dan mencarikan jalan keluar yang terbaik, khususnya terhadap berbagai
permasalahan yang menyebabkan PAUD, pada sebagian besar masyarakat kita belum
mendapat perhatian yang serius.
Karena, dalam kenyataannya, dengan berbagai faktor penyebab,
sebagian besar masyarakat, terutama orang tua belum begitu memahami akan
potensi luar biasa yang dimiliki anak-anak pada usia yang sangat menentukan
tumbuh kembang seorang anak tersebut.
Sebagai contoh, masih terbatasnya pengetahuan dan informasi yang
dimiliki orangtua yang menyebabkan potensi yang dimiliki anak tidak dapat
berkembang dengan baik sebagaimana mestinya.
Kesuksesan pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan berbangsa
yang berbasis moral dan akhlak mulia, sangat tergantung pada penyelenggaraan
PAUD. Semua ini menunjukan betapa pentingnya PAUD sebagai pendidikan yang
berhubungan dengan moralitas.
Karena, dari
berbagai penelitian pun terbukti bahwa usia dini (0-6 tahun) merupakan periode
atau masa keemasan (the golden age) yang sangat menentukan tahap
perkembangan anak selanjutnya. Disebutkan bahwa kecerdasan anak 50 persen
dicapai pada usia 0-4 tahun, sebanyak 80 persen pada usia delapan tahun dan 100
persen pada usia 18 tahun. Pada masa emas, seorang anak mampu menyerap ide dan
ilmu atau pelajaran jauh lebih kuat daripada orang dewasa, sehingga memberikan
pendidikan kepada anak di usia tersebut sangat penting untuk tumbuh kembangnya.
Penelitian itu juga menyebutkan, kecepatan pertumbuhan otak anak
sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari keseluruhan perkembangan otak anak
selama hidupnya sehingga pada usia emas merupakan waktu yang sangat tepat untuk
menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak-banyaknya.
Namun sayangnya, pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan
anak usia dini masih terbilang rendah. Dirjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
Depdiknas, Ace Suryadi mengakui saat ini penyelenggaraan PAUD belum menjadi
prioritas pemerintah sehingga penyelenggaran PAUD masih menjadi inisiatif
swasta dan masyarakat . Karena belum menjadi prioritas, lanjut Ace Suryadi maka
masih banyak anak usia dini yang berada di pedesaan serta mereka yang berasal
dari keluarga miskin tidak memiliki kesempatan memperoleh pendidikan yang layak
sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar 9 tahun.
Oleh karena itu, Depdiknas tengah merintis program PAUD berbasis
keluarga atau home schooling PAUD untuk memperluas akses pendidikan pra sekolah
bagi anak usia 0-6 tahun khususnya bagi kelompok tidak mampu sebelum memasuki
pendidikan dasar. Konsep dasar dirintisnya PAUD berbasis keluarga adalah karena
banyak orangtua yang belum memperoleh kesempatan untuk mengirimkan anaknya ke
PAUD, seperti taman penitipan anak, Taman Kanak-kanak, Play Group dan
sejenisnya karena keterbatasan ekonomi.
Diharapkan, dengan program PAUD berbasis keluarga ini akan membina
orang tua dan keluarga untuk terlibat langsung mengembangkan fungsi jasmani dan
rohani anak berkembang secara baik. Peningkatan akses dan mutu layanan PAUD ke
berbagai daerah tanpa mengenal status dan latar belakang akan menentukan
keberhasilan program peningkatan partisipasi masyarakat dalam mensukseskan PAUD
di Indonesia.
Program PAUD berbasis keluarga ini juga harus mengemban misi
membangun bangsa dengan hati nurani. Dimana setiap masyarakat ikut ambil bagian
dalam mensosialisasikan pentingnya PAUD bagi anak usia dini kepada setiap
keluarga, terutama dalam mempersiapkan mereka memasuki pendidikan dasar.Lebih
lanjut Ace mengatakan, program PAUD berbasis keluarga bertujuan untuk
menanamkan konsep pendidikan bagi anak pra sekolah dengan cara-cara benar
seperti tanpa kekerasan, tanpa ancaman, tanpa harus ditakut-takuti sehingga
tanpa memandang status dan latar belakang keluarganya, maka anak-anak memiliki
kesempatan untuk tumbuh kembang secara baik dan siap memasuki pendidikan
lanjutan.
Banyaknya anak usia dini belum terlayani dengan baik. Hal ini memang
merupakan satu tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia pada
umumnya, karena mereka merupakan aset yang bernilai tinggi bagi bangsa. Nasib
bangsa ini ditentukan di tangan mereka. Jika generasi sekarang sudah rusak,
maka ke depan negara ini akan dipenuhi oleh generasi yang sudah rusak pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar